Peran Dalam Keuangan Keluarga : Manajer Keuangan Beda Sama Kasir :)

Yulindann | Temen Mikir
5 min readJan 5, 2024

--

Photo by Tara Clark on Unsplash

Peran manajer dan kasir dalam keuangan keluarga? Hmm..

Kayanya sebulan kedepan aku akan ngomongin tentang uang, khususnya keuangan keluarga.

Lagi masa-masanya banyak observasi karena peran baru as married couple. Suka terkaget-kaget, rasanya nano-nano sama dunia keuangan keluarga tapi seru!

Sebagai pembuka, kali ini aku ingin bahas tentang peran dalam keuangan keluarga. Karena aku cuma berdua aja sama suami, jadi sejauh ini hanya ada pemilik modal, manajer keuangan dan kasir.

Ini perusahaan, indomaret apa keluarga sih?

Iya, mirip-mirip lah ya. Hahaha

Nah yang ingin aku bahas sekarang khusus manajer keuangan dan kasir. Karena ini seringkali di sama-samain, padahal beda :(

Pemilik modal ini bicara tentang siapa yang tugasnya (PJ) membawa uang ke rumah. Nah ini kayanya bakal lumayan kepanjangan kalau langsung di bahas. Tapi kalau ingin aku bahas tentang pemilik modal, comment di bawah atau dm aku lewat IG ya.

Yang pasti fungsi semua peran ini penting. Artinya, kalau salah satu peran di tiadakan atau gak imbang, maka keuangan keluarga bisa kacau.

Kenapa Peran Keuangan Keluarga Penting Dibahas?

Menurutku, dengan memahami peran dalam keuangan keluarga ini bisa membuat kita lebih objektif dan realistis dalam pembagian tugas khususnya soal keuangan keluarga. Di masyarakat kita, umumnya perempuan yang dianggap jago ngatur duit. Tapi kenyataannya gak selalu begitu.

Banyak banget denger, masalah begini :

Di usia-usia pernikahan yang udah lumayan lama malah banyak hutang, gadai rumah, bahkan “mewariskan” hutang ke anak-anaknya. Masalahnya, sedari awal sang suami sudah “mempercayakan” pengelolaan keuangan sepenuhnya ke istri. Ternyata istrinya gak sejago yang dia asumsikan/ harapkan. Jadi apa ini salah istri?

-Serba Serbi Masalah Keuangan Keluarga-

Gak juga.

Ini bisa jadi kesalahan keduanya sedari awal. Gak aware sama kemampuan mengelola keuangan dirinya dan pasangan akibatnya pembagian perannya gak realistis.

Lagian, kalaupun udah jago, keuangan keluarga itu kompleks dan terkadang fluktuatif, mustahil di handle 1 orang aja (secara jangka panjang), orang yang hidup itu berdua. Ada dua jiwa : dua ego, dua kebutuhan, dua pengetahuan, dua kepribadian.

Apalagi yang punya anak dan banyak. Kebayang kan?

POV

Dari serba serbi masalah keuangan keluarga di atas, cek-cok gak bisa di hindari. Malah banyak banget perceraian psikologis yang gak tercatat di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Sedih banget.

Memang, hal kaya gini butuh perbaikan dari berbagai sisi. Terutama komunikasi kali ya.

Banyak orang yang belum terbiasa membicarakan tentang keuangan dengan lebih santai dan fair. Aku paham banget kenapa ini terjadi. Gapapa, yang penting semangatnya one step better ya.

Di sini kita gak bahas komunikasi atau hal lainnya, kita coba fokus di perbaikan sudut pandang tentang peran dalam keuangan keluarga dulu aja.

Tapi inget, kita butuh biasain ngobrol (sebelum nikah malah lebih baik). Ini gerbang awalnya.

Nah, kita awali dengan pembagian peran dalam keuangan keluarga.

Jadi Apa Bedanya Manajer Keuangan dan Kasir?

Uang itu kan alat, dia benda mati.

Maka harus ada yang “menggerakan”, mau di pake buat apa dan gimana makenya tergantung si penggeraknya. Makanya butuh manajer keuangan.

Manajer keuangan itu adalah orang yang mengelola keuangan. Tugasnya mirip manager pada umumnya yang kita lihat di perusahaan, kerjaannya ya POAC (Planning, Organizing, Actuating & Controling). Tapi kalau ini lapangannya keuangan keluarga, tinggal di sesuaikan lagi sama kedudukannya.

Jadi manajer keuangan keluarga itu perannya bikin perencanaan, mengorganisir, menggerakan anggota keluarga (sesuai perannya) sampai mengontrol keuangan.

Biar apa?

Biar tujuan keuangan keluarga bisa tercapai. Nah sekarang, kalau tujuannya aja gak jelas kira-kira apa yang bisa di capai ya?

Biasanya sih keuangan jadi bocor-bocor halus dan terjadilah…..huru-hara. Padahal kenyataannya dalam berkeluarga, pasti ada kebutuhan, keinginan, dreams. Yang seringkali butuh biaya.

Beda lagi sama kasir.

Kasir tugasnya gak sekompleks manajer keuangan. Kasir tugasnya, berkaitan dengan keluar masuk uang, ruang lingkupnya ya nerima uang, bayar-bayarin kebutuhan atau nerima kembalian. Coba bayangin kasir indomaret, ya mirip gitu kira-kira.

Misalnya belanja di pasar, maka kasir yang ngeluarin uangnya dan ngitung kembaliannya. Di akhir, kasir kudu mastiin keluar masuk uang memang sesuai sama kenyataannya, makanya perlu ada catatan.

Beda Skill!

Dari sini kita tahu ya kalau manajer keuangan dan kasir itu ternyata beda skill. Pertanyaannya : pasangan kita atau diri kita sendiri lebih mirip yang mana? Ayo jujur… hihihi

Nah, kalau ternyata lebih mirip kasir. Siapa dong yang mirip manajer keuangan?

Idealnya, yang lebih punya kemampuan mengelola keuangan, ya dialah yang lebih layak jadi manajer keuangan keluarga.

Misalnya suaminya ternyata lebih ngerti dan terbiasa budgeting, lebih paham investasi pula di banding istri, selain itu doi gak suka/ kewalahan kalau beli-beli. Maka suami lebih baik jadi manajer keuangan keluarga.

Sementara istri lebih sering dan suka beli-beli kebutuhan, tahu harga, jago nawar, tapi gak begitu paham tentang strategi keuangan dan investasi. Berarti istrinya mending jadi kasir.

So, jangan berekspektasi atau membebankan kasir bertugas jadi manajer keuangan kalau memang kapasitasnya gak sampai situ.

Tapi…

Model Problem Solving Bisa Berbeda dan Berkembang

Setelah identifikasi kemampuan mengelola keuangan kita juga bisa explore cara membagi peran keuangan dalam keluarga. Karena ada kemampuan, konteks, relationship style dan hal lainnya yang harus di pertimbangkan.

Jadi problem solving itu gak cuma satu. Misalnya bisa pake kaya gini misalnya :

Suami jadi manajer keuangan dalam keluarga, tapi sambil membimbing istri jadi manajer keuangan juga. Atau dibalik (kalau memang baiknya gitu, kenapa enggak?).

Tapi biasanya sih jarang cowok yang “minat bakatnya” ke arah sering dan suka beli-beli, tahu harga, jago nawar. No offense, peace!

Anyway, tetap bisa sharing kok, semua juga bisa belajar. Karena cowok juga perlu perlu skill praktis gini untuk bertahan hidup :)

Idealnya suami istri punya literasi keuangan yang bagus/ gak jomplang. Jadi mungkin nanti bisa mengoreksi, dan keduanya lebih sadar pas ambil keputusan keuangan.

Prinsipnya problem solving yang dihasilkan harus tetap membumi (realistis) dan keduanya merasa adil. Oh ya sama di perhitungkan dampak jangka panjangnya.

Tetap Perlu Komunikasi

Perlu di garis bawahi, bukan berarti pas udah jelas perannya kita jadi gak komunikasi.

Justru menurutku, makin jelas perannya maka komunikasi makin dibutuhkan. Karena setiap peran kan penting dan saling terhubung biar bisa mencapai tujuan bersama.

Butuh saling memahami, update kondisi dan literasi keuangan serta saling kasih saran. Pan ini “perusahaan/organisasi” milik berdua yang perlu kerjasama, bukan malah kerja sendiri-sendiri. Karena kalau gak terhubung, nanti jadi buntung.

What do you think so far?

Semoga artikel kali ini menambah referensi belajar kalian dalam mengelola keuangan ya. Kalau punya opini yang berbeda, feel free to tell me :)

--

--

Yulindann | Temen Mikir
Yulindann | Temen Mikir

No responses yet