Pengalaman ke Psikolog di E-Counseling Ibunda.id

Yulindann | Temen Mikir
6 min readMay 11, 2023

--

Photo by Tengyart on Unsplash

Ini pengalaman ke psikolog aku yang pertama kali. Selamat membaca :)

“Aku bakal counseling sama psikolog”

“Apaaaa??? Ngapain sih? Emangnya kamu sakit jiwa?”

Kira-kira itulah respon beberapa orang sekitar kita yang mungkin gak deket-deket amat atau kurang mengerti tentang mental health, pas kita bilang kalau kita counseling sama psikolog. Hm.. aku bisa paham kondisi itu.

Di Indo, umumnya kalau ada isu yang berkaitan dengan kesehatan mental dan memutuskan konsul ke psikolog bakal di anggap “Parah”, “Bermasalah banget” dan sebagainya. Itu ada benarnya kalau orang yang datang ke psikolog ketika merasa kondisinya “parah”.

Tapi sebenernya gak juga. Siapa yang layak men-diagnosa kalau kondisi kita parah atau bermasalah banget? Jangan-jangan itu cuma perspesi kita aja karena gak tau ilmunya. Menurutku pribadi, mungkin bakal lebih bijak kalau kita melihatnya dari sudut pandang “kebutuhan” secara objektifnya.

Well, aku sendiri memang belum pernah konsultasi ke psikolog. So, that was my first time. Karena aku terbiasa menyelesaikan masalah sendiri dan belum tahu saat kapan aku butuh ke psikolog. Aku pikir, selama aku masih bisa meng-handle dan mencari ilmu untuk mengurus jiwa ku sendiri secara mandiri, itu masih gpp. Toh psikolog kan hanya membantu, pada dasarnya kitalah yang bertanggung jawab atas kesejahteraan mental kita masing-masing.

Jadi sama kaya kita ingin konsultasi ke ahli gizi atau dokter, kita butuh seorang ahli untuk check our health and give us an advice if nesessary. Intinya aku berusaha sebisa mungkin untuk lebih netral menilai ini. Walaupun gak tau juga di alam bawah sadarku bilangnya apa, soalnya pandangan tentang kesehatan jiwa yang lebih seimbang memang masih terhitung belum lama di angkat di banding mindset yang extreem.

Terus emang kenapa alasanku akhirnya memutuskan untuk konsultasi ke psikolog?

Baca juga : Rekomendasi Channel Youtube Untuk Olahraga di Rumah

Kenapa Memutuskan ke Psikolog dan Memilih E-Counseling Ibunda.id

Alasanku, karena aku pikir inilah saatnya aku butuh pembanding yang bisa melihat kondisiku dengan kacamata ilmu kejiwaan. Soalnya aku lagi gak bisa berbicara dengan diri sendiri, dan karena itu malah bikin aku tambah cemas. Ini kaya lingkaran setan aja. Jadi, aku pikir saat itu apa dan siapa lagi pilihan yang lebih baik kalau bukan diskusi dengan psikolog?

Aku gak milih psikiater karena aku pikir aku perlu memeriksa dulu kondisiku. Feeling sih aku gak membutuhkan bantuan obat-obatan, jadi aku putuskan ke psikolog. Tapi aku gak menutup kemungkinan kalau seandainya aku di rujuk ke psikiater karena butuh treatement obat dsb. Selama aku memahami kalau itu memang benar-benar di perlukan untuk kebaikanku.

Aku tahu tentang e-Counseling Ibunda.id dari salah satu influencer yang aku ikuti di instagram. Lalu aku follow ig Ibunda.id yang ternyata banyak juga membahas parents-child’s relationship dan anxiety. Aku cukup related dengan itu. Nah, karena aku merasa “saatnya” ke psikolog dan aku anaknya mageran aku pilih e-counseling Ibunda.id yang 1 sesi aja (60 menit).

Aku sebenarnya suka susah kalau ngomong langsung, tapi aku pikir sekarang lagi butuh berinteraksi langsung supaya lebih efektif jadi aku pilih e-counseling pake video call. Lagian aku merasa lebih aman, karena komunikasi ini dalam area hubungan yang profesional.

Layanan dan Cara Daftar E-Conseling Ibunda.id

Setahuku, Ibunda.id punya beberapa layanan kaya Counseling corner (langsung di tempat), E-counseling (essential / premium), Couple counseling dan Family therapy serta Workmi (layanan untuk perusahaan). Aku pilih E-Counseling yang essential karena itu yang paling cocok.

Soalnya biayanya, E-Counseling essential 1 sesi yang aku ambil adalah Rp 169.000. Untuk layanan lainnya bisa di cek sendiri di situs ibunda.id ya.

Cara daftar E-Counseling Ibunda.id gampang banget. Coba ikuti langkah-langkah ini!

  • Visit ke website resmi Ibunda.id
  • Di bagian pojok bawah kanan ada icon message, klik aja
  • Kamu nanti di arahkan untuk melakukan pemesanan jadwal konsultasi via whatsapp
  • Tenang aja, kalau kamu masih ragu kamu bisa tanya-tanya csnya. Cs Ibunda.id sangat resposive.
  • Cs akan menawarkan beberapa jenis paket konsultasi seperti yang aku jelasin di atas dan juga form pendaftarannya
  • Isi data form dengan benar, tentukan jadwal konsultasi dan lakukan pembayaran sesuai dengan paket yang di pilih
  • Kirim kembali bukti pembayaran
  • Kalau pembayaran sudah terkonfirmasi cs akan ngasih link untuk assessment yang harus kamu isi untuk memudahkan psikolog memahami masalah kamu dan juga supaya proses counseling lebih efektif nantinya
  • Kamu juga akan di berikan penjelasan bagaimana teknis counseling yang akan di lakukan bersama psikolog sesuai jadwal yang kamu tentukan
  • Tinggal tunggu sampai jadwal counseling kamu, di hari H, cs akan mengirimkan reminder dan memberitahukan siapa psikolog yang menemani counseling kamu.
  • 5–10 menit sebelumnya counseling di mulai, psikolog akan mengkonfirmasi kembali metode counseling yang ingin kamu pilih (video call/ telepon/ chat)
  • Tepat di jam yang kamu jadwalkan, proses konseling pun di mulai

Sedikit Cerita Tentang Proses E-Counselingku di Ibunda.id

Jujur aja, awalnya aku agak khawatir counselingnya bakal keburu-buru dan jadi gak selesai karena keterbatasan waktu. Maklum, aku cuma booking 1 sesi aja. Niatnya juga ingin mencoba dulu. Mbak psikolognya juga menawarkan apakah mau di tambahkan sesi sesuai kebutuhan atau tidak sebelum counseling dimulai. Aku memilih tetap 1 sesi saja dulu.

Ketika proses counseling aku merasa Mbak psikolognya mendengarkan dengan empati dan fokus memahami masalah. Entah memang metodenya beliau atau memang Mbak psikolog membaca karakterku yang lebih bisa ‘aha’ dengan diskusi model dialektika.

Jadi setiap kita mencoba menggali masalah, metodenya seperti itu. Dan karena memang seorang ahli, Mbak psikolog yang menemani e-Counseling ku juga memberikan penjelasan yang menurutku sangat humanis, logis dan realistis tentang hal- hal yang menjadi concern saat proses counseling. Setelah itu, aku juga pasti di tanya balik, “kalau menurut kamu gimana?”

Terus, walaupun waktu sudah mulai mepet Mbak psikolog tetap menjelaskan dengan tenang. Super tenang dan kaya gak di uber-uber waktu. Ini juga bikin aku lebih bisa menangkap penjelasannya. Malah, aku yang terus lihat jam karena takut harus udahan dan di potong. Ternyata nggak, jadi menurutku e-counseling ku yang pertama ini berjalan dengan sangat efektif dan efisien :)

Walaupun begitu, aku tipe yang tetap aja harus punya waktu untuk mencerna semuanya dan aku sampaikan demikian ke psikologku. Mbak psikolog mempersilahkan aku untuk mencerna sesuai dengan “lajuku”. Aku belum tahu kapan aku akan mengambil sesi counseling lagi, karena menurutku diskusi dengan yang ahli itu butuh. Apalagi kaitannya dengan kesehatan jiwa kita sendiri. Aku gak mau secara gak sadar semakin menyakiti diri, teman, pasangan, dan anak-anak ku (kalau punya, suatu hari nanti) karena luka-luka yang gak aku rawat.

Hasil dari Counseling…

Tentang apa yang aku dapatkan dari sesi counseling-ku kali ini, nanti aku bahas di artikel yang terpisah ya. Biar lebih fokus. Aku juga ingin cerita tentang itu nanti. Selain sebagai metode mindful-ku, dengan menuliskannya aku berharap kalau ini bisa jadi trigger yang membuat orang ingin mencari tahu lebih banyak dari apa yang aku tuliskan. Karena aku juga melihat dampak yang cukup serius dari isu-isu yang berkaitan dengan mental health.

Tips Sebelum dan Saat E-Counseling

Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

Ini adalah tips dari aku sebelum kamu menjadwalkan konsultasi :

Coba Persiapkan Diri Supaya Lebih Relax

Karena aku tipe yang suka deg-deg-an kalau ngomong langsung dan di tambah lagi aku akan membicarakan masalahku ke orang lain jadi aku butuh membuat diriku nyaman dulu sebelum counseling. Jadi kalau kamu juga gitu, coba cuci muka, makan dulu (kalau belum makan), bawa minum dan tissue ke tempat di mana kamu bakal melakukan e-counseling. Intinya bikin diri lebih nyaman.

Catat Dulu Gejala Masalah Kamu

Kamu gak harus tahu apa sumber masalahmu. Ini justru fungsinya counseling, psikolog akan membantu menemukan masalah yang sedang kita alami. Tapi supaya konsultasi lebih efektif sebisa mungkin berusaha dulu untuk menyadari symptoms yang menurutmu mengganggu. Coba ingat-ingat lagi sejak kapan ini hal tersebut terjadi dan apakah ini pertama kalinya atau tidak.

Mungkin kodisimu lagi ruwet-ruwetnya dan gak bisa mencatat apapun, ya sudah minimal kita sadar kalau kita sedang ruwet.

Terbuka aja, yang Penting Masalah Bisa Ber-progress

Karena sejak awal counseling ini dilakukan untuk membantu kamu berproses menyelesaikan masalah jadi tentunya hal pertama yang harus di ketahui adalah “apa masalahnya”. Jadi terbuka saja saat misalnya psikolog menannyakan hal yang bahkan itu bersifat sensitif/ pribadi dalam rangka menemukan masalah dan mencari solusinya. Sesi konseling ini aman, data-data yang kamu berikan di jamin kerahasiaannya. Berdasarkan pengalamanku, cara komunikasi psikolog di Ibunda.id juga nyaman, gak kaya wawancara kerja :)

Oh iya…

Sebelum di akhiri, pastikan kamu terhubung dengan internet yang stabil sebelum melakukan e-counseling supaya komunikasinya juga lancar. Baiklah, itu dulu yang bisa aku bagikan. Semoga kalian sehat selalu.

--

--

Yulindann | Temen Mikir
Yulindann | Temen Mikir

No responses yet