Oh Gini Pengalaman Nulis Antologi! BTS Buku Life is Simple

Yulindann | Temen Mikir
4 min readMay 23, 2023

--

Buku Antology Life Is Simple

October 9, 2021 Akhirnyaaaa pecah telor di media perbukuan! Buku Life is Simple adalah karya antologi pertama ku yang bertema self love. Buku ini di tulis oleh Tim Pena Ajaib dan Antenna (included me) dalam program KMO Batch 37. Suatu program kepenulisan yang juga baru pertama kalinya aku ikuti beberapa bulan lalu.

Inilah salah satu alasan kenapa bulan September kemarin blog ini lumayan sepi. Punya fokus dan energi yang terbatas memang harus maklum sendiri, walaupun pengennya sih bisa lebih dari ini.

Sebenarnya aku ingin banget nulis BTS (Behind The Skin, eh Scene) dari penulisan buku antologi Life is Simple dari hari pertama aku mengerjakan project antologi ini. Ingin berbagi, kalau di balik ide yang berhasil tertuang selalu ada prosesnya. Proses inilah yang berharga dan ingin aku sebarkan spiritnya supaya lebih banyak orang yang mau berkarya.

Tapi apa daya, sekali lagi waktu dan energi enggak bisa selalu aku prediksi. Karena udah kebelet, ingin numpahin segera. Jadi sebelum pegi-pegi lagi ke alam lain, aku tulis dulu sekarang.

Buku Antologi Life is Simple

Buku ini judulnya Life is Simple (Cintai dan Rawatlah Potensi Dirimu). Seperti pada bagian belakang bukunya, ada 21 penulis yang berkontribusi dalam setiap kisah di dalam buku ini. Disana kami menulis berbagai kisah yang unik dan nyentrik tentang proses menghadapi ketidakberdayaan, mengenal diri juga merawat potensi yang berharga pada setiap diri.

Nah, karena ada dua kelompok yang berkolaborasi dalam buku ini, aku akan cerita sisi kelompok ku saja ya. Namanya Pena Ajaib. Harapannya, dari kelompok inilah lahir juga karya-karya ajaib yang bisa berkontribusi dalam kebaikan di dunia literasi.

Menulis Menembus Keterbatasan

Aku sebenarnya enggak menyangka bisa mengenal mereka. Orang-orang yang gigih dalam berkarya. Meskipun di tengah kesibukan sehari-hari ada saja waktu untuk menciptakan kebaikan untuk diri dan orang lain.

Dalam program KMO ini, kita juga di biasakan untuk membentuk kebiasaan menulis setiap hari dan nantinya jadi karya solo kita (amiin). Tentang buku solo, mohon do’a restunya juga ya semoga bisa rampung dan layak terbit. :D

Setiap pagi sarapannya kata dan cerita. Salah satu buah dari proses ini, lahirlah karya antologi kita yang bertema self love. Aku secara pribadi sangat excited dengan tema-tema self love, karena sepertinya setiap orang punya ceritanya masing-masing dalam membangun pondasi dasar ini. Dan aku ingin tahu lebih banyak!

Kita melakukan penentuan tema setelah mendapatkan materi dan bimbingan dari pembicara di KMO. PJ kelas juga sabar banget waktu menjelaskan juga kalau ngasih tau pengumuman. Dan tentunya solutif! (kehebohan di grup bisa aja terjadi apalagi mepet deadline) hehehe.

Sebelum buku ini naik ke meja penerbit, kita juga melakukan self editing dan editing oleh tim. Keren deh skill editing orang-orang yang memang minat dalam dunia literasi itu. Aku ciut tapi kagum. Ciutnya karena aku jarang banget melakukan editing mendalam, aku menulis kaya ngomong aja gitu gak pake di edit-edit wkwkw. (Yaa, kalau lagi lumayan eling di editlah tipis-tipis).

Lalu kita ekplorasi dulu ide judul sebelum voting judul dan cover. Daaan here we go! Buku kita naik ke dapur percetakan. Yaasss!

Berkarya Biar Berdaya

“Berkaryalah biar berdaya.” Kalimat singkat tapi punya makna mendalam yang ingin terus aku ingat. This is why self love should be important for us.

Itu adalah salah satu respon seorang teman saat pertama kalinya aku publish buku ini ke publik. Orang pertama yang memesan buku dan sekaligus orang yang juga aku perlihatkan rasa ketidak percaya dirianku. Apalagi setelah menyelesaikan bab terakhir karya soloku, rasanya ciut sekali. Aku sedang meragukan diri lagi dan rasanya ingin mundur saja, sesaat setelah selesainya penulisan dan siap cetak.

“Kamu ngomong apa seh?” Mulai deh self critism dengan cara yang kurang berfaedah. See? Wkwkw.

Tiba-tiba amnesia, kalau beberapa hari yang lalu baru aja membawa cinta untuk diri sendiri kealam sadar. Khilaf tentang penemuan diri yang. Eh sekarang malah pengen menyabotase penghargaan terhadap proses. Aku menulisnya disana.

Bagiku, selain ingin berbagi, pada dasarnya menulis adalah menjadi salah satu jalan untuk berbicara pada diri sendiri yang seringkali suka lupa.

Baca juga : 5 Alasan Kenapa Mulai dan Mau Terus Menulis

And you know what? It works!

Ingatan kalau kenyataannya ada proses di baliknya, dan bahwa akupun mengaguminya bisa aku ingat lagi. Keinginan berbaik hati kepada diri sendiri karena memang itu yang sesuai kedudukannya dengan cepat bisa muncul lagi. Karena sudah menuliskannya, membuat jejak, salah satunya ya di buku ini. Jadi, apa-apa yang aku tulis ini juga berfungsi sebagai petunjuk bagi diri sendiri.

I said, “it’s just you. Keep it going, no matter what”. Hahaha. Akhirnya aku bisa kembali lagi mempraktikan penemuan diri tentang self love.

Untuk kalian yang juga suka pelupa, menulis bisa jadi teman pengingat juga. Mau nyoba?

Respon teman-teman saat menanggapi karya buku aku dan tim di antologi saat masa Pre-Order juga sangat berharga. Bikin aku merasa deg-deg horay! Aku gak menyangka bisa mendapat support yang hangat banget. Baik itu dalam bentuk ke kepoan terhadap buku dan juga dukungan.

Makasih ya.

Ditunggu Kritik dan Sarannya!

Saat ini buku antologi Life is Simple masih masa Pre-Order dari tanggal 6–15 Oktober. Jadi masih ada waktu untuk teman-teman yang juga ingin menikmati karya 21 penulis cerita dalam buku ini. Kalian bisa hubungi aku via dm instagram @yulindan atau juga boleh pesan lewat nomor whatsapp 0895324775112.

Sampai bertemu disana! Di ruang aksara pada lembaran buku antologi Life is Simple. Pengalaman menulis buku antologi pertama yang cukup berkesan, sampai kepikiran juga, “Next, collab sama siapa lagi ya?”

Semoga karya kolaborasi kami ini membawa kebaikan untuk pembaca. Aku tunggu kritik dan saran kalian supaya kita bisa lebih baik lagi.

--

--

Yulindann | Temen Mikir
Yulindann | Temen Mikir

No responses yet